Alamat

Jl. Raya Panglegur KM.4 Pamekasan

Telp./WA

+62 324 327248

Email

perpustakaan@iainmadura.ac.id

Dari Scroll ke Scholar: Platform Digital Sebagai Jembatan Literasi Akademik

  • Diposting Oleh Admin Web Perpustakaan
  • Kamis, 26 Juni 2025
  • Dilihat 20 Kali
Bagikan ke

Sumber : Visual Tag Mx

Scroll, scroll, scroll... eh, tahu-tahu udah satu jam di TikTok! Pernah nggak, kamu ngerasa bersalah karena kebanyakan main HP padahal tugas kuliah numpuk? Tenang, kamu nggak sendirian. Tapi kabar baiknya, scrolling di media sosial nggak selalu buang-buang waktu asal tahu cara pakainya.

Di era serba digital ini, kita punya akses ke lautan informasi tanpa batas. Mau belajar teori sosiologi, tips bikin jurnal, sampai rangkuman materi hukum internasional, semuanya ada di genggaman tangan. YouTube, TikTok, Instagram, Podcast, bahkan Twitter (sekarang X), bukan cuma tempat buat hiburan, tapi juga bisa jadi jembatan menuju literasi akademik. Bukan berarti menggantikan buku dan jurnal ilmiah, melainkan sebagai pelengkap yang memudahkan mahasiswa dalam mengakses, memahami, dan mendalami berbagai konsep dan teori.

Kalau dulu belajar itu identik dengan baca buku tebal dan duduk di perpustakaan berjam-jam, sekarang beda. Banyak mahasiswa justru lebih cepat paham lewat video penjelasan di YouTube atau thread singkat di X yang membahas teori sulit jadi gampang. Bahkan, banyak dosen muda dan edukreator yang sekarang aktif bikin konten edukasi yang relate, ringkas, dan visual. Contohnya? Ada akun TikTok yang bahas teori filsafat cuma dalam 1 menit dengan ilustrasi lucu. Ada juga podcast yang ngobrolin isu global pakai bahasa ringan seolah lagi nongkrong di warkop. Seru kan?

Meski platform digital itu kaya akan informasi, kita tetap harus hati-hati. Nggak semua yang terlihat “pintar” itu benar. Konten viral belum tentu valid. Makanya, penting banget punya literasi digital dan akademik yang kuat. Artinya, kita harus bisa memilah mana sumber yang kredibel, mana yang cuma asal bunyi. Kuncinya: jangan berhenti di satu sumber. Gunakan konten digital sebagai pengantar, tapi tetap dalami dari buku, jurnal, atau referensi resmi. Dan yang paling penting: jangan cuma nonton, tapi catat, pahami, dan praktikkan.

Kita hidup di era "Mahasiswa 5.0", di mana belajar nggak harus dari ruang kelas. Kita bisa belajar kapan saja, di mana saja, bahkan sambil rebahan—asal tetap punya semangat cari ilmu. Jadikan scrolling sebagai awal, bukan akhir. Dari scroll bisa jadi scholar, dari hiburan bisa jadi wawasan. Platform digital itu alat. Yang menentukan arah penggunaannya adalah kita sendiri. Gunakan untuk mengasah pikiran, membuka cakrawala, dan membentuk karakter mahasiswa yang cerdas, kreatif, dan kritis.

“Belajar itu nggak harus selalu serius, tapi harus selalu bermakna.”

Kalau kamu punya akun media sosial, kenapa nggak sekalian bikin konten edukatif? Bisa mulai dari hal kecil bagikan insight dari buku yang kamu baca, materi kuliah yang menarik, atau tips belajar yang terbukti ampuh. Kamu bisa jadi bagian dari gerakan literasi digital di kampusmu. Yuk, ubah cara belajar jadi lebih dinamis dan kekinian. Dari scroll, jadi scholar. Karena sekarang, literasi akademik nggak harus selalu kaku yang penting kamu mau terus belajar.